PERSILANGAN TANAMAN
Salah
satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah
dengan penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada tanaman dapat timbul
secara alami karena adanya seleksi alami karena adanya seleksi alam dan dapat
juga timbul karena campur tangan manusia melalui kegiatan manusia melalui
kegiatan pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan meilih atau menyeleksi dari
suatu populasi untuk mendapatkan genotype tanaman yang memiliki sifat-sifat
unggul yang selanjutnya akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau
bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak tidak
dapat langsung diterapkan , karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak
seluruhnya terdapat pada suatu genotype saja, melainkan terpish pada genotype
yang lainnya. Misalnya, suatu genotype yang mempunyai daya hasil yang tinggi
tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan genotype yang lainnya memiliki
sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka
kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotype yang berbeda.
Oleh sebab itu untuk mendapat genotype yang baru yang memiliki kedua sifat
unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen, yaitu
salh satunya dengan persilangan.
Persilangan merupakan
salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. secara teknis, persilangan
dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang
diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self
pollination crop) maupun pada tanaman yang menyerbuk silang
(cross polnation crop) agar terjadi penyerbukan dan
pembuahan. Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan
pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Dimana penyerbukan
itu sendiri dapat terjadi secara alami ataupun secara buatan yang dilakukan
oleh pemulia tanaman. Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia
tanaman mengenai teknik
persilangan
itu sendiri maupun pada pengetahuannya akan bunga, misalnya : struktur
bunga, waktu berbunga, saat bunga mekar,kapan bunga betina siap menerima bunga
jantan (tepung sari) dan type penyerbukan yang seperti apa. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada kegiatan persilangan buatan, yaitu:
1. Periode bunga
tetua jantan dan betina
Pengaturan waktu tanam yang perlu
dilakukan sedemikian rupa sehingga saat keluarnya bunga hamper serentak antara
kedua tetua yang disilangkan.
2. Waktu emaskulasi
dan persilangan.
Pemulia tanaman
dalam melakukan teknik penyilangan secara buatan tentunya tidak dapat melakukan
penyilangan tanpa adanya alat-alat kerja yang mendukung keberhasilan suatu
penyilangan itu sendiri. Maka dari itu perlu dilakukannya pengenalan alat-alat
apa saja yang digunakan dalam teknik penyilangan secara buatan.
KEGIATAN
PRAKTIKUM
Praktikum
pengenalan alat untuk penyilangan dilakukan pada hari Kamis, 10 Desember 2015
pukul 06.30 WIB di Unit Pelayanan Teknis (UPT) kebun percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Riau. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pengenalan
alat yang digunakan untuk teknik penyilangan secara buatan. Adapun alat alat
untuk penyilangan yang diperkenalkan oleh asisten pemuliaan tanaman adalah
sebagai berikut:
- Kertas label, digunakan untuk memberi label berupa keterangan nama, kelas, dan tanggal penyerbukan dilakukan pada tanaman atau bunga yang telah selesai disilangkan.
- Cutton but, digunakan untuk mengambil serbuk sari yang sudah matang dari bunga jantan untuk diserbukan kekepala putk bunga betina.
- Kertas sungkup, digunakan untuk membunngkus bunga yang telah selesai disilangkan agar bunga terhindar dari semua gangguan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penyilangan, serta menjamin penyerbukan yang telah dilakukan agar tidak ditempeli serbuk sari lagi dari bunga lain.
- Gunting, digunakan kegiatan emaskulasi dan kastrasi. Dimana emaskulasi adalah pembuangan bagian-bagian yang tidak diperlukan dalam penyilangan seperti ranting atau daun yang berada disekitar bunga yang akan disilangkan. Sedangkan kastrasi adalah pembuangan atau pemotongan stamen pada bunga betina yang akan diserbuki.
- Pinset, digunakan untuk menjepit bagian-bagian yang akan dipotong agar pemotongan bagian-bagian tersebut tepat sasaran dan tidak mengganggu bagian yang lain.
- Selotipe, digunakan untuk merekatkan kertas sungkup yang telah dipasangkan pada bunga yang disilangkan agar sungkup lebih rapat dan bunga benar-benar terlindungi dari segala gangguan.
Setelah pengenalan alat selesai, perlu juga
diketahui langkah-langkah dalam melakukan penyilangan tanaman. Adapun
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penyilangan adala sebagai berikut :
1. Persiapkan alat
dan bahan.
2. Ketahui morfologi
bunga/tanaman terlebih dahulu apakah monosious atau diseous.
3. Tentukan bunga
tetua jantan dan bunga betina.
4. Lakukan
emaskulasi dan kastrasi dengan menggunakan gunting dan pinset pada bunga betina
yang akan diserbuki.
5. Ambil bagian atau
serbuk sari dari tetua jantan dengan menggunakan cutton but.
6. Taburkan serbuk
sari di atas kepala putik bunga betina, dan pastikan serbuk sari benar-benar
jatuh di atas kepala putik.
7.
Setelah
selesai menaburkan serbuk sari, tutup bunga dengan menggunakan sungkup secara
hati hati dan rekatkan bagian bawahnya dengan menggunakan selotip.
8.
Beri
label bunga yang telah selesai disilangkan.
Bunga betina yang
baik untuk penyilangan adalah bunga yang masih kuncup. Pembukaan sungkup
dilakukan setelah seminggu dilakukan penyilangan. Keberhasilangan penyilangan
yang telah dilakukan bisa dilihat pada bunga betina yang disilangkan tadi
dengan tanda bunga tersebut ukurannya agak membesar dari ukuran semulanya.
Namun tidak semua penyilangan tanaman yang kita lakukan selalu berhasil,
kegagalan dalam melakukan penyilangan bisa saja selalu terjadi. Hal ini bisa
saja diakibatkan oleh pemulia tanaman itu sendiri dan bisa juga karena faktor
lingkungan yang tidak mendukung untuk terjadinya penyerbukan. Seperti hujan,
angin, dan lain-lain.
Sumber :
Allard, R.W.2002. Principles of Plant
Breeding. Bina Aksara. Jakarta
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.