PENGOLAHAN TANAH
PERTANIAN
Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan
dilembekkan dengan menggunakan tangkai kemudi ataupun
penggaru yang ditarik
oleh traktor maupun bajak yang ditarik oleh binatang maupun manusia.
Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya
matahari menembus tanah dan meningkatkan kesuburannya.
Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan kesuburannya berkurang.
Mengolah
tanah bermakna mengelola tanah agar struktur tanah berubah menjadi gembur. Pengolahan
tanah berarti membalik lapisan tanah bawah ke permukaan tanah agar ada pertukaran
genre udara, peresapan air dan memudahkan masuknya sinar matahari. Dari proses ini
tanah akan berubah menjadi gembur. Tanah nan gembur akan memudahkan akar
tanaman masuk ke dalam tanah dan menyerap unsur hara. Lalu apa saja tujuan
pengolahan tanah itu? Ada beberapa tujuan lain, di antaranya adalah:
Ø Menciptakan
kondisi fisik, kemis, dan biologis agar lebih baik,
Ø Membunuh gulma
dan tanaman yang tak diinginkan,
Ø Penempatan
sisa-sisa tanaman pada lokasi yang sinkron untuk mendapatkan dekomposisi yang baik,
Ø Menurunkan laju
erosi,
Ø Memudahkan
pekerjaan lapangan sebab tekstur tanah lebih rata,
Ø Melakukan
pencampuran pupuk dengan tanah,
Ø Mempersiapkan
pengaturan irigasi dan drainase.
Pengolahan tanah
sendiri memiliki tiga bentuk, yaitu :
1. Tanpa Olah Tanah
(TOT). Bentuk ini ialah nan paling sederhana sebab tanah tak perlu diolah.
Bentuk ini diterapkan pada tanah nan sudah gembur dengan menerapkan Herbisida
Polaris dengan takaran 3-4 ton/ha. Setelah itu tanah dibiarkan selama satu
minggu dan bisa ditanami.
2. Bentuk nan kedua
bernama Olah Tanah Minimum (OTM). Bentuk ini dilakukan dengan mencangkul tanah
pada barisan nan akan ditanami dengan lebar 40 cm. Tanah dicangkul sedalam
15-20 cm agar bisa menghancurkan bongkahan tanah nan besar. Biasanya bentuk ini
diterapkan pada tanah bertekstur ringan nan tak memberikan disparitas hasil
dibandingkan pengolahan tanah secara sempurna.
3. Bentuk nan ketiga
disebut Olah Tanah Paripurna (OTS). Pengolahan tanah dilakukan sebanyak tiga
kali dengan menggunakan traktor sampai kedalaman mata bajak 30 cm. Tujuannya
buat membalik tanah agar terjadi sirkulasi udara buat pertumbuhan akar tanaman.
Setelah itu tiga hari kemudian dilakukan pencangkulan dan penggaruan agar tanah
menjadi rata.
Keuntungan pengolahan tanah mekanis, yakni :
1. Keuntungan Teknis
Pekerjaan
pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan
banyak tenaga kerja. Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan
mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dikerjakan. Hasil pengolahan
tanah secara mekanis dapat lebih dalam.
2.
Keuntungan Ekonomis
Biaya
pengolahan tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah dibandingkan dengan
menggunakan tenaga manusia maupun hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini
tentunya akan meningkatkan keuntungan para petani.
3.
Keuntungan Waktu
Dengan
tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara
mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan
mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman
yang berumur pendek, sisa waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk
melakukan budidaya lagi.
4.
Mengkondisikan Lahan
Salah
satu keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan
lebih cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya
secara keseluruhan. Dalam mengolah tanah secara mekanis.
Tahapan Mengolah Tanah Pertanian
Pada umumnya pengolahan tanah terdiri
atas tiga tahap. Tahapan tersebut terdiri atas land clearing (membersihkan
areal), pembajakan serta penggaruan.
1.
Land Clearing (Membersihkan Areal)
Pembersihan areal ialah pembersihan
area dari semua hal yang mengganggu. Pembersihan dilakukan terhadap pepohonan,
semak-semak, alang-alang atau tumbuhan lainnya. Agar lebih bermanfaat
rerumputan yang sudah dibersihkan tadi bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Rerumputan
dan residu jerami bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak , kompos, atau bahan
bakar. Setelah dibersihkan dari rerumputan dan tanaman, tanah diperbaiki dan
dibuat lebih tinggi. Selain memperbaiki tanah, pembersihan juga bertujuan
memperlancar arus air dan menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk.
Pembersihan tanah pertanian bisa dilakukan dengan tangan ataupun cangkul.
2.
Pembajakan
Pembajakan merupakan proses pengolahan
tanah pada masa tanam. Pembajakan tanah berfungsi mengembalikan kesuburan tanah
setelah masa panen. Membajak dilakukan dengan memecah lapisan tanah menjadi
bongkahan-bongkahan sehingga tanah bisa digemburkan. Membajak juga melakukan
pembalikan tanah dengan cangkul, garu, waluku, atau traktor. Pembalikan
dilakukan dengan kedalaman 30-50 cm bergantung dari jenis tanah. Setelah
dibalik tanah diratakan sampai halus agar bisa ditanami dengan baik. Dari
proses ini diharapkan terjadi proses mineralisasi bahan-bahan organik sehingga
tanah menjadi gembur kembali.
Membajak tanah pertanian sebenarnya
memiliki arti krusial bagi petani. Membajak membuat petani mengerti bagaimana
menghasilkan produksi yang baik. Hasil produksi yang baik seharusnya didapatkan
oleh petani setelah proses pembajakan. Pembajakan tanah ialah fase yang paling
menghabiskan tenaga petani. Hampir empat puluh persen biaya produksi terserap
pada fase ini. Kondisi tanah pertanian Indonesia dengan tiga kali panen tiap
tahunnya membuat tanah pertanian kehilangan unsur-unsur organiknya. Akhirnya
tanah menjadi tandus dan bisa memengaruhi hasil produksi pertanian. Maka
sebenarnya tanah sebagai media tanam harus disiapkan dengan baik.
3.
Penggaruan
Penggaruan dan pembajakan tanah
sebenarnya dua kegiatan yang memiliki kaitan erat. Penggaruan atau penggemburan
dilakukan dua tahap. Termin pertama dengan cara menghancurkan gumpalan tanah
menjadi struktur remah. Dari bentuk remah struktur tanah akan menjadi halus dan
merata. Jarak antara pembajakan dan penggaruan termin 1 berkisar 1 atau 2
minggu . Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah, sehingga semua
tanah melumpur dan tanah menjadi halus. Tanah bisa dikatakan halus ketika
menginjakkan kaki ke dalam lumpur terdapat kubangan bekas kaki dan lumpur akan
saling mengisi.
Tips krusial dalam penggaruan sebaiknya
dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum proses ini dilakukan. Pemberian
pupuk organik atau anorganik saat penggemburan membuat pupuk teraduk secara
rata pada lapisan olah. Pemupukan yang diberikan lebih awal bisa merangsang
perkembangan akar lebih dalam. Semua tahapan pengolahan buat tanah pertanian
ini, mulai dari pembersihan lahan, pembajakan, dan penggaruan biasanya
membutuhkan waktu 16-18 hari.
Dalam kegiatan pengolahan lahan ini kami melakukan kegiatan sebagai berikut :
Dalam kegiatan pengolahan lahan ini kami melakukan kegiatan sebagai berikut :
1.Pembersihan lahan
Lahan yang digunakan untuk tanaman budidaya berlokasi di UPT Kebun
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau . Pembersihan lahan
dilakukan secara mekanik yakni dengan menggunakan alat seperti, cangkul,
parang, golok, luas lahan yang dibersihkan berkisar 6,5 x 5 m.
2. Pembuatan bedengan
Bedengan adalah kegiatan menaikkan tanah dengan sengaja sebagai media
tempat tumbuh tanaman budidaya. dalam hal ini tanaman yang akan ditanam
yaitu kacang kedelai. Pembuatan bedengan dibuat dengan ukuran 1 x 1 m,
pada luas lahan 6,5 x 5 m, jarak antar bedengan lebih kurang 50 cm,
dengan kedalaman drainase 20 cm .
Setelah lahan sudah dibersihkan ,kegiatan selanjutnya adalah mengukur
lahan untuk di buat menjadi bedengan , lalu ditandai jarak yang sudah
diukur tadi menggunakan ajir (kayu biasa berukuran lebih kurang 20 cm),
lalu cangkul tanah yang sudah ditandai tadi sehingga terbentuk bedengan,
Pembuatan bedengan sendiri menggunakan cangkul
Gambar 1. Pembuatan bedengan
Gambar 2. Bedengan yang sudah jadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar