Rabu, 02 Desember 2015

PENGOLAHAN TANAH PERTANIAN



PENGOLAHAN TANAH PERTANIAN
Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan tangkai kemudi ataupun penggaru yang ditarik oleh traktor maupun bajak yang ditarik oleh binatang maupun manusia. Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari menembus tanah dan meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan kesuburannya berkurang. Mengolah tanah bermakna mengelola tanah agar struktur tanah berubah menjadi gembur. Pengolahan tanah berarti membalik lapisan tanah bawah ke permukaan tanah agar ada pertukaran genre udara, peresapan air dan memudahkan masuknya sinar matahari. Dari proses ini tanah akan berubah menjadi gembur. Tanah nan gembur akan memudahkan akar tanaman masuk ke dalam tanah dan menyerap unsur hara. Lalu apa saja tujuan pengolahan tanah itu? Ada beberapa tujuan lain, di antaranya adalah:
Ø  Menciptakan kondisi fisik, kemis, dan biologis agar lebih baik,
Ø  Membunuh gulma dan tanaman yang tak diinginkan,
Ø  Penempatan sisa-sisa tanaman pada lokasi yang sinkron untuk mendapatkan dekomposisi yang baik,
Ø  Menurunkan laju erosi,
Ø  Memudahkan pekerjaan lapangan sebab tekstur tanah lebih rata,
Ø  Melakukan pencampuran pupuk dengan tanah,
Ø  Mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase.

Pengolahan tanah sendiri memiliki tiga bentuk, yaitu :
1.      Tanpa Olah Tanah (TOT). Bentuk ini ialah nan paling sederhana sebab tanah tak perlu diolah. Bentuk ini diterapkan pada tanah nan sudah gembur dengan menerapkan Herbisida Polaris dengan takaran 3-4 ton/ha. Setelah itu tanah dibiarkan selama satu minggu dan bisa ditanami.
2.      Bentuk nan kedua bernama Olah Tanah Minimum (OTM). Bentuk ini dilakukan dengan mencangkul tanah pada barisan nan akan ditanami dengan lebar 40 cm. Tanah dicangkul sedalam 15-20 cm agar bisa menghancurkan bongkahan tanah nan besar. Biasanya bentuk ini diterapkan pada tanah bertekstur ringan nan tak memberikan disparitas hasil dibandingkan pengolahan tanah secara sempurna.
3.      Bentuk nan ketiga disebut Olah Tanah Paripurna (OTS). Pengolahan tanah dilakukan sebanyak tiga kali dengan menggunakan traktor sampai kedalaman mata bajak 30 cm. Tujuannya buat membalik tanah agar terjadi sirkulasi udara buat pertumbuhan akar tanaman. Setelah itu tiga hari kemudian dilakukan pencangkulan dan penggaruan agar tanah menjadi rata.

Keuntungan pengolahan tanah mekanis, yakni :
1.      Keuntungan Teknis
Pekerjaan pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dikerjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam.
2.      Keuntungan Ekonomis
Biaya pengolahan tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan keuntungan para petani.
3.      Keuntungan Waktu
Dengan tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang berumur pendek, sisa waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi.
4.      Mengkondisikan Lahan
Salah satu keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara keseluruhan. Dalam mengolah tanah secara mekanis.

Tahapan Mengolah Tanah Pertanian
Pada umumnya pengolahan tanah terdiri atas tiga tahap. Tahapan tersebut terdiri atas land clearing (membersihkan areal), pembajakan serta penggaruan.
1.      Land Clearing (Membersihkan Areal)
Pembersihan areal ialah pembersihan area dari semua hal yang mengganggu. Pembersihan dilakukan terhadap pepohonan, semak-semak, alang-alang atau tumbuhan lainnya. Agar lebih bermanfaat rerumputan yang sudah dibersihkan tadi bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Rerumputan dan residu jerami bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak , kompos, atau bahan bakar. Setelah dibersihkan dari rerumputan dan tanaman, tanah diperbaiki dan dibuat lebih tinggi. Selain memperbaiki tanah, pembersihan juga bertujuan memperlancar arus air dan menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk. Pembersihan tanah pertanian bisa dilakukan dengan tangan ataupun cangkul.
2.      Pembajakan
Pembajakan merupakan proses pengolahan tanah pada masa tanam. Pembajakan tanah berfungsi mengembalikan kesuburan tanah setelah masa panen. Membajak dilakukan dengan memecah lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahan sehingga tanah bisa digemburkan. Membajak juga melakukan pembalikan tanah dengan cangkul, garu, waluku, atau traktor. Pembalikan dilakukan dengan kedalaman 30-50 cm bergantung dari jenis tanah. Setelah dibalik tanah diratakan sampai halus agar bisa ditanami dengan baik. Dari proses ini diharapkan terjadi proses mineralisasi bahan-bahan organik sehingga tanah menjadi gembur kembali.
Membajak tanah pertanian sebenarnya memiliki arti krusial bagi petani. Membajak membuat petani mengerti bagaimana menghasilkan produksi yang baik. Hasil produksi yang baik seharusnya didapatkan oleh petani setelah proses pembajakan. Pembajakan tanah ialah fase yang paling menghabiskan tenaga petani. Hampir empat puluh persen biaya produksi terserap pada fase ini. Kondisi tanah pertanian Indonesia dengan tiga kali panen tiap tahunnya membuat tanah pertanian kehilangan unsur-unsur organiknya. Akhirnya tanah menjadi tandus dan bisa memengaruhi hasil produksi pertanian. Maka sebenarnya tanah sebagai media tanam harus disiapkan dengan baik.
3.      Penggaruan
Penggaruan dan pembajakan tanah sebenarnya dua kegiatan yang memiliki kaitan erat. Penggaruan atau penggemburan dilakukan dua tahap. Termin pertama dengan cara menghancurkan gumpalan tanah menjadi struktur remah. Dari bentuk remah struktur tanah akan menjadi halus dan merata. Jarak antara pembajakan dan penggaruan termin 1 berkisar 1 atau 2 minggu . Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah, sehingga semua tanah melumpur dan tanah menjadi halus. Tanah bisa dikatakan halus ketika menginjakkan kaki ke dalam lumpur terdapat kubangan bekas kaki dan lumpur akan saling mengisi.
Tips krusial dalam penggaruan sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum proses ini dilakukan. Pemberian pupuk organik atau anorganik saat penggemburan membuat pupuk teraduk secara rata pada lapisan olah. Pemupukan yang diberikan lebih awal bisa merangsang perkembangan akar lebih dalam. Semua tahapan pengolahan buat tanah pertanian ini, mulai dari pembersihan lahan, pembajakan, dan penggaruan biasanya membutuhkan waktu 16-18 hari.

Dalam kegiatan pengolahan lahan ini kami melakukan kegiatan sebagai berikut :
1.Pembersihan lahan 
Lahan yang digunakan untuk tanaman budidaya berlokasi di UPT Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau . Pembersihan lahan dilakukan secara mekanik yakni dengan menggunakan alat seperti, cangkul, parang, golok, luas lahan yang dibersihkan berkisar 6,5 x 5 m.
2. Pembuatan bedengan
Bedengan adalah kegiatan menaikkan tanah dengan sengaja  sebagai media tempat tumbuh tanaman budidaya.  dalam hal ini tanaman yang akan ditanam yaitu kacang kedelai. Pembuatan bedengan dibuat dengan ukuran  1 x 1 m, pada luas lahan 6,5 x 5 m, jarak antar bedengan lebih kurang 50 cm, dengan kedalaman drainase 20 cm .
Setelah lahan sudah dibersihkan ,kegiatan selanjutnya adalah  mengukur lahan untuk di buat menjadi bedengan , lalu ditandai jarak yang sudah diukur tadi menggunakan ajir (kayu biasa berukuran lebih kurang 20 cm), lalu cangkul tanah yang sudah ditandai tadi sehingga terbentuk bedengan,  Pembuatan bedengan sendiri menggunakan cangkul 
Gambar 1. Pembuatan bedengan
Gambar 2. Bedengan yang sudah jadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar